KISAH MURID KESAYANGAN JUNAID AL-BAGHDADI - Kisah Teladan

Latest

Takut Allah Dan Rindukan Nabi

Saturday 24 September 2016

KISAH MURID KESAYANGAN JUNAID AL-BAGHDADI



Junaid Al-Baghdadi, seorang tokoh sufi, mempunyai anak didik yang amat ia senangi. Murid-murid Junaid yang lain menjadi iri hati. Mereka tidak mengerti mengapa Syeikh memberi perhatian khusus kepada murid itu.

Suatu saat, Junaid menyuruh semua muridnya untuk membeli ayam di pasar untuk  disembelihnya. Namun Junaid memberi syarat bahwa mereka harus menyembelih ayam itu di tempat di mana tidak ada yang dapat melihat mereka. Sebelum matahari terbenam, mereka harus dapat menyelesaikan tugas itu. Satu demi satu murid kembali ke hadapan Junaid, semua membawa ayam yang telah tersembelih.

Akhirnya ketika matahari tenggelam, murid muda itu baru datang, dengan ayam yang masih hidup. Murid-muridnya yang lain mentertawakannya dan mengatakan bahwa murid itu tidak boleh melaksanakan perintah Syeikh yang begitu mudah.

Junaid lalu meminta setiap murid untuk menceritakan bagaimana mereka melaksanakan tugasnya. Murid pertama berkata bahawa ia telah pergi membeli ayam, membawanya ke rumah, lalu mengunci pintu, menutup semua jendela, dan membunuh ayam itu. Murid kedua bercerita bahwa ia membawa pulang seekor ayam, mengunci rumah, menutup jendela, membawa ayam itu ke bilik mandi yang gelap, dan menyembelihnya di sana.

Murid ketiga berkata bahawa ia pun membawa ayam itu ke kamar gelap tapi ia juga menutup matanya sendiri. Dengan itu, ia fikir, tidak ada yang dapat melihat penyembelihan ayam itu. Murid yang lain pergi ke hutan yang lebat dan terpencil, lalu memotong ayamnya. Murid yang lain lagi mencari gua yang amat gelap dan membunuh ayam di sana.

Tibalah giliran murid muda yang tidak berhasil memotong ayam. Ia menundukkan kepalanya, malu kerana tidak dapat menjalankan perintah guru, “Aku membawa ayam ke rumahku. Tapi di rumahku tak ada tempat di mana Dia tak melihatku. Aku pergi ke hutan lebat, tapi Dia masih bersamaku. Bahkan di tengah gua yang teramat gelap, Dia masih menemaniku. Aku tak boleh pergi ke tempat di mana tak ada yang melihatku.” Si Guru menjelaskan bahawa murid inilah yang sudah benar-benar sampai kepada pelajarannya di mana dia selalu diawasi oleh Allah SWT.

No comments:

Post a Comment